MISTERIUSNYA BUKU DIKALANGAN ANAK JALANAN
Nama : Wahyu wibowo
NIM : 100213303834
Prodi : D3 perpustakaan
Buku merupakan sesuatu sarana untuk memperoleh informasi, wawasan maupun pengetahuan oleh semua masyarakat dikalangan apapun. Buku seperti suatu kebutuhan pokok yang terus diperoleh masyarakat luas. Karena akan pentingnya buku, buku adalah seperti berita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Buku adalah jendela dunia dan informasi berada diujung jari”. Tapi tidak dikalangan anak jalanan, buku dianggap sangat misterius dan langka. Bahkan mereka sangat jarang menemukan buku ataupun untuk dibaca, itu sangat sulit dilakukan oleh anak jalanan. Mereka hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja untuk menyambung hidup, maka dari itu anak jalanan banyak yang tidak bisa membaca dan menulis karena sulitnya memperoleh sebuah buku. Mungkin, apabila ada perhatian dari pihak-pihak dinas pendidikan dan pemerintahan setempat akan pentingnya buku-buku, maka anak jalanan akan lebih mudah memperoleh buku untuk mereka baca-baca.
Karena masalah kemiskinan suatu peradaban bangsa, membaca terabaikan oleh kalangan anak jalanaan. Masyarakat yang suka membaca buku sangat rendah, tidak hanya dinilai dari rendahnya kualitas hidup masyarakatnya, tetapi ada banyak hal yang terjadi dilingkungan mereka. Ditakutkan kedepanya, pada kalangan anak jalanan sulit diajak maju, karena sempitnya wawasan mereka tentang membaca buku. Ketika kemampuan untuk membaca dan aktivitas pembacaan tidak ada lagi dikalangan anak jalanan, akan menjadi penyambung mata rantai pekerjaan dan kehidupan masyarakat, jangankan melek aksara, yang terjadi adalah buta budaya. Mereka buta akan semua yang penting dimasyarakat, buta perilaku, buta akan peraturan dan hidup seenaknya.
Dan, pada saat para ilmuan berlomba-lomba menciptakan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi informasi komunikasi (IPTEK) dan akan besarnya potensi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dari yang lalu, semua itu apakah bisa membatasi ketidaksamaan antara si kaya dan si miskin dalam masalah melek aksara. Buku lah yang mungkin bisa menjadi tolok ukur pada masyarakat yang membaca. Saat peluncuran buku-buku terbaru dan mewah. Seakan mempertegas bahwa pengetahuan itu mahal. Padahal, memperoleh pengetahuan adalah hak asasi semua masyarakat, dari kalangan kaya maupun kalangan miskin, bahkan kalangan anak jalanan pun, tanpa harus menonjolkan status ekonomi, tingkat pendidikan, dan maupun status jabatan.
Dalam pokok permasalahan ini, kesadaran tentang mengenai manfaat dan kesukaan masyarakat yang membaca sangat berkurang dan menipis. Sehingga masyarakat enggan untuk membaca buku, mereka sibuk akan pekerjaannya sendiri-sendiri dan mengabaikan membaca. Tidak mau lagi untuk berjibaku dengan buku-buku yang berada di rak-rak sepanjang lorong perpustakaan atau taman baca maupun dirumah sendiri. Tentu saja sangat mengkhawatirkan dan dalam hal itu makin membuktikan bahwa buku dan membaca benar-benar terabaikan terus di bawah arus kemutakhiran yang kompleks.
Diharapkan membaca tetap berjalan dan berkembang terus menerus disepanjang zaman sekarang sampai masa depan. Namun, hal itu semua bisa jadi masih dipandang tetap baik-baik saja. Karena, akses internet solusi yang memang mendukung perkembangan pengetahuan pada era di mana manusia semakin dihadapkan dengan inovasi-inovasi baru yang semakin menjamur dimasyarakat. Meskipun demikian, kehadiran buku telah membuat tambahan pengetahuan, dan yang tidak kalah penting adalah buku tercetak yang tetap terpenting untuk secara permanen melahirkan pengetahuan-pengetahuan yang setiap saat siap menguatkan kualitas pembaca. Serta menumbuhkan kesadaran perkembangan membaca, pentingnya menggairahkan budaya membaca agar tidak lebih jauh tertinggal disaat bermunculan berbagai media-media elektronik.
Harapan kedepan, sebaiknya pemerintah harus bisa mencari solusi agar kalangan anak jalanan juga diperhatikan dalam hal membaca buku. Karena mereka membutuhkan buku-buku baca untuk menambah pengetahuan. Anak jalanan juga membutuhkan sarana untuk membaca seperti perpustakaan khusus anak jalanan, walaupun perpustakaan dibangun sekecil apapun, itu sangat berarti dan berguna bagi anak jalanan yang membutuhkan. Apabila ada dorongan dari pihak-pihak dinas pendidikan dan pemerintahan setempat akan pentingnya buku-buku, maka anak jalanan akan lebih mudah memperoleh buku untuk mereka baca-baca. Walaupun anak jalanan sibuk untuk mencari uang, pasti mereka juga mempunyai waktu luang untuk membaca. Waktu luang mereka gunakan untuk membaca, bukan untuk berbuat hal-hal yang tak berguna. Sebab itulah bila ada perpustakaan khusus anak jalanan, mereka akan membaca buku-buku yang ada didalam perpustakaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar