TUGAS 7
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
MATA KULIAH JARINGAN INFORMASI DIGITAL
DIBIMBING OLEH : MOH. SAFII, S.Kom
KELOMPOK 5 :
1. Aulia Dwi Fitriani 100213304253
2. Eka Fitri Trisnariyanti 100213304255
3. Fauziyah Pravita 100213300528
4. Ro’ifa Darojatin 100213306150
5. Wahyu Wibowo 100213303834
IP ADDRESS
PENGERTIAN
Alamat IP (Internet Protocol Address
atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai
128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP
versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari
komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.Sistem pengalamatan IP
ini terbagi menjadi dua, yakni:
•IP versi 4 (IPv4)
•IP versi 6 (IPv6)
FORMAT IP ADDRESS
IP address terdiri dari bilangan
biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini
disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range
dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner
seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan
desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal
dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari
satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner
dan desimal :
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia
secara teoritis adalah 255×255×255×255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus
dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian
kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk
host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi
2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID
berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan
host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh
host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama.
Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network
number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan
host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam
lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan
tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak
Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa
bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan
cara berikut :
1. <!–[if !supportLists]–>§ <!–[endif]–>Bit
pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang
host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari
0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat
menampung sekitar 16 juta host (255×255×255). IP address kelas A diberikan
untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
2. <!–[if !supportLists]–>§ <!–[endif]–>Dua
bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai
antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host
ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address
167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network
255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
3. <!–[if !supportLists]–>§ <!–[endif]–>IP
address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari
24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta
network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
4. <!–[if !supportLists]–>§ <!–[endif]–>IP
address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP
address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara
224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group
yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah
network ID dan host ID.
5. <!–[if !supportLists]–>§ <!–[endif]–>IP
address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP
address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga
istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian
jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti
angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk
menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16.
Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan
untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan
khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah:
1. Network Address
Address ini digunakan untuk
mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP
Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host
ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host
pada 2 segmen terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network
address (167.205) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus
dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas
penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak
perlu membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh
surat tersebut.
2. Broadcast Address
Address ini digunakan untuk
mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada
pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header
alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses
datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Tidak efisien jika harus membuat
replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan
meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi
datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast
address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada
pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada
network yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address
tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host
memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP Addressnya yang
bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host
tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan
membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP
address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah
167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi
yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
3. Multicast Address.
Kelas address A, B dan C adalah
address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan
datagram-datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan
berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan
destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut,
sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Jika datagram ditujukan untuk
seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini
(unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus
jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host
group), dengan hanya mengirimkan satu datagram saja.
Namun berbeda dengan mode broadcast,
hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu,
dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan
aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada Gambar berikut.
Cara melihat IP Address
Bagi pemakai komputer awam sangat
sulit untuk mengetahui IP Adress. inilah solusinya.
Berikut ini saya bagikan tutorial
cara mengetahui IP Adress:
1.Klik Start
2.Pilih Run
3.Kemudian ketik cmd dan tekan Enter
untuk membuka command prompt.
4.Pada jendela command prompt ketik
“ipconfig” (tanpa tanda kutip) dan tekan Enter.
5.Setelah itu akan muncul IP Address
komputer Anda disertai Subnetmask, Gateway dan DNS server yang anda gunakan.
Cara Melihat IP Address Melalui
Command Prompt
Untuk dapat saling terhubung antar
komputer dalam jaringan, kita perlu mengatur konfigurasi IP Address. Sebuah
jaringan akan terbentuk, minimal kita memiliki 2 komputer yang terhubung
(peer-to-peer). Agar komputer-komputer ini bisa saling berkomunikasi, kita
harus menyamakan konfigurasi kecuali IP Address-nya.
Cara Melihat IP Address melalui
Command Prompt. Langkah-langkah melakukannya :
Pada Windows XP – Vista dan 7
1.Tekan tombol Windows(logo windows) + R, lalu ketikkan CMD
dan tekan tombol ENTER.
2.Pada Command Prompt, ketikkan perintah ipconfig /all
3.Informasi tentang IP Address ditampilkan
Konfigurasi yang perlu diperhatikan
adalah pada bagian “IPn Subnet Mask”. Address” daAngka pada IP Address
tidak boleh sama, tetapi angka pada bagian Subnet Mask wajib harus sama dengan
komputer yang lainnya.
SUBNETTING
PENGERTIAN
Subnetting merupakan teknik pemecahan network menjadi
beberapa subnetwork yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada
subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Seorang Network Administrator
sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah
diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Alasannya karena persedian IP
Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di
internet. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address
kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa
network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap
network tersebut.
TUJUAN SUBNETTING
Setelah kita memahami mengenai pengertian dari subnetting,
ada baiknya kita menguraikan apa saja tujuan dari adanya subnetting. Untuk itu
kami uraikan sebagai berikut :
1.Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
2.Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,
karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3.Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam
suatu network.
4.Untuk
mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host,
kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 - 10 =244 alamat yang tidak
terpakai).
5.Membagi
satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas
jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
6.Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
7.Untuk
mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
PERHITUNGAN SUBNETTING
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface.
Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru,
yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan
dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan
menset bit host berharga 1.
Network address adalah alamat network yang berguna pada
informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh
host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah
address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network
tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address
dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor
network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet
address melalui subnetting.
Address
|
Network Address Standard
|
Subnet Mask
|
Interprestasi
|
Broadcast Address
|
44.132.1.20
|
44.0.0.0
|
255.255.0.0 (16 bit)
|
Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0
|
44.132.255.255
|
81.150.2.3
|
81.0.0.0
|
255.255.255.0 (24 bit)
|
Hoat 3 pada subnet 81.50.2.0
|
81.50.2.255
|
192.168.2.100
|
192.168.0.0
|
255.255.255.12.8 (25 bit)
|
Host 100 pada Subnet 192.168.2.0
|
192.168.2.127
|
192.168.2.130
|
192.168.0.0
|
255.255.255.192 (26 bit)
|
Host 130 pada subnet 192.168.2.128
|
192.168.2.191
|
Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di
luar network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard
menurut kelas IP Address
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara
binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya
semua pertanyaan tentang subnetting berkisar di empat masalah:
• Jumlah Subnet,
• Jumlah Host per Subnet,
• Blok Subnet, dan
• Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.2. Namun ada
juga yang ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya?
Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. kenapa bisa begitu,.???karena /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26
berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua
pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah
host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita
selesaikan dengan urutan seperti itu:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas
A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 26 – 2 = 62 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
4.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191
192.168.1.255
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class B berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18
berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah
214 – 2 = 16.382 host
3.
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4.
Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255
172.16..255.255
Berikutnya percobaan lagi untuk Class B khususnya untuk yang
menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25
berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3.
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4.
Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 …
172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 …
172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 …
172.16.255.255
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Berlanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di
oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class
A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30.
Coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16
berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1.
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2.
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3.
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4.
Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255
10.255.255.255
CONTOH SOAL SUBNETTING
CONTOH 1:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP
160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan,
dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap
departemen ?
Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan 25 > 30
3. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network,
sehingga network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000
CARA 1
Dengan mengkombinasikan bit
00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248
CARA 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256
11111 000 = 248
256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….
160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 –
160.100.255.254
CONTOH 2
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh
kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host).
Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita
hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet
mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang
berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork,
maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128
(nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita
buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai
berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik
subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal
terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang
berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari
network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus
menggunakan Router.
SUMBER REFERENSI :
http://a112009460405064.blogspot.com/2011/04/mengenal-subnetting.html
http://anjees.blogspot.com/2010/11/mengenal-ip-address.html
http://computer-problem-solved.blogspot.com/2011/02/mengenal-teknik-subnetting.html
http://d3tkjtmg.wordpress.com/tag/mengenal-subnetting/
http://ekarh.wordpress.com/2007/11/04/cara-menghitung-ip/
http://eziekim.wordpress.com/2011/06/01/mengenal-ip-address-versi-4-ipv4/
http://faisalmc.wordpress.com/2010/05/25/mengenal-subnetting/
http://mafika.forumotion.net/t242-cara-cepat-menghitung-ip-address
http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/
http://smk-yppt-garut.top-forum.net/t249-mengenal-ip-address
http://trisuliswanto.blogspot.com/2010/01/perhitungan-ip-address.html
http://www.catatanteknisi.com/2011/02/mengenal-teknik-subnetting.html
http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/
http://www.youtube.com/watch?v=blkuQPvu2T8
(subnetting)
http://www.youtube.com/watch?v=Fsr_rWboRKg
(mengenal Ip address)
http://www.youtube.com/watch?v=wl5_J0UtINg
(subnetting)
http://www.youtube.com/watch?v=z8MVx9OZS-U
(cara menemukan IP adress)
http://yuseroneone.blogspot.com/2011/01/belajar-dan-mengenal-ip-address.html