Jumat, 25 November 2011

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perpustakaan merupakan salah satu sarana atau media pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, apabila bangsa tersebut benar-benar memanfaatkan TIK dalam perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan sekolah merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Kondisi perpustakaan sekolah masih kurang berkembang sesuai dengan fungsi dan peranannya. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya maka perpustakaan harus dirubah sistem eksperionalnya dari perpustakaan manual/tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (Perpustakaan digital).
Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan sekolah secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat sekolah.
Pemanfaatan TIK memang tidak akan menyelesaikan seluruh persoalan yang ada pada unit sekolah-sekolah maupun masyarakat luas. Namun, apabila mengabaikannya sama dengan mengabaikan aspek penting bangunan peradaban bangsa. Hal ini karena bangunan peradaban memang setidaknya terdiri dari dua aspek yaitu fisik dan non-fisik.
Information Literacy adalah merupakan salah satu kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam beraneka ragam format seperti buku, koran, video, CD,-ROM atau Web. Sementara Digital Literacy adalah merupakan salah satu kemampuan untuk mengerti dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang dipresentasikan melalui peralatan berbasis digital.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian perpustakaan digital?
2.      Bagaimana pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan?
3.      Bagaimana pengelolahan bahan pustaka dalam perpustakaan?
4.      Layanan apa saja yang ada di perpustakaan digital?

C.     TUJUAN
1.      Agar memahami penerapan TIK dalam perpustakaan digital.
2.      Agar mengetahui dan memahami pemanfaatan TIK dalam perpustakaan digital.
3.      Agar mengetahui pengelolahan bahan pustaka yang baik dan benar.

D.    METODE PENELITIAN
Cara metode penelitian yang saya lakukan sebagai berikut :
1.      Dari buku.
2.      Dari internet.
Cara metode penelitian saya lakukan bertujuan untuk  mendapatkan data yang jelas sehingga dapat mencapai konsep pembelajaran pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan digital.





BAB 2
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PERPUSTAKAN DIGITAL
Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang koleksi disimpan di format yang digital (sebagai lawan cetakan, microform, atau media yang lain) dan dapat diakses oleh computers. Konten digital dapat disimpan di tempat lokal, atau diakses melalui jaringan komputer. Perpustakaan digital adalah jenis sistem temu kembali informasi. Perpustakaan digital sangat besar manfaatnya, selain untuk arsip pemeliharaan arsip  juga digunakan antara lain untuk knowledge/content manajemen, mengelola dan mengakses informasi aset internal, pendidikan, penelitian, e-journal, e-print, e-books, e-learnging, akses koleksi budaya, e-governace, memberikan akses kebijakan pemerintahan, rencana, prosedur, regulasi dan masih banyak lagi. Dengan penerapan Teknologi Informasi yang tepat, pengelolaan perpustakaan akan lebih cepat dan efisien, juga standart layanan kepada masyarakat pengguna dapat ditingkatkan, bagi pengguna sendiri akan sangat terbantu karena banyak kemudahan yang ditawarkan.

B.    PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DIGITAL
Setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Antara lain:
1.  Komputer
Komputer diperlukan untuk menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Perangkat komputer ini akan digunakan untuk menyimpan data koleksi buku data anggota perpustakaan, dan OPAC (Online Public Accses Catalogue). Dengan OPAC, para pelanggan perpustakaan bisa mencari informasi koleksi buku yang mereka butuhkan tanpa harus mencari secara langsung. Komputer itu juga bisa dikoneksikan ke internet. Kemudian setelah mempunyai koleksi digital, maka kita memerlukan pula komputer yang mempunyai performa yang cukup tinggi sebagai sarana untuk menyimpan serta melayani pengguna dalam mengakses koleksi. Sebuah komputer dengan processor pentium 4 dengan hard disk sebesar 40 giga, memory 256 Mega bytes adalah spesifikasi komputer minimal.

2.    Internet
Di antara manfaat internet untuk pengelolaan perpustakaan adalah sebagai peranti untuk mengakses informasi multimedia dari internet, serta sebagai sarana telekomunikasi dan distribusi informasi. Koneksi internet juga bisa dimanfaatkan untuk membuat homepage perpustakaan, yang bisa digunakan untuk menyebarluaskan katalog dan informasi. Kecepatan jaringan yang diperlukan jaringan intranet (layanan lokal) maupun internet (layanan global) adalah jaringan 100 Mbps mutlak diperlukan untuk jaringan intranet, dan koneksi internet minimal 128 Kbps untuk layanan internet.
3.    Software
Untuk mempermudah penyajian informasi, diperlukan software khusus untuk mendukung pelayanan perpustakaan. Ada beberapa jenis software yang umum digunakan di perpustakaan berbasis IT baik yang berbasis offline maupun online (open source), di antaranya Athenaeum Light, Freelib dan Senayan Open Source Library Management System.
Senayan Open Source Library Management System
Senayan Open Source Library Management System merupakan software perpustakaan buatan pusat dan informasi dan humas Depdiknas dapat diperoleh secara gratis, kriteria komputer yang disarankan pentium III class processor 256 MB, RAM Standard VGA with 16-Bit color support. Optional tampilan yang ada di software ini adalah menu peminjaman, pengembalian, penelusuran, anggota, laporan, halaman depan buku. Pada sistem sirkulasi peminjaman buku mengggunakan barcodes reader untuk scan barcode dengan ini memudahkan pustakawan. Dapat berjalan pada windows XP, Vista dan Linux.





Pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan:
Pemanfaatan TIK sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan yang besar di perpustakaan. Perkembangan penerapan TIK dapat diukur dengan diterapkannya sistem informasi manajemen perpustakaan dan perpustakaan digital. Sistem informasi manajemen perpustakaan atau otomasi perpustakaan merupakan pengintegrasian bidang administrasi pengadaan, Inventarisasi, katalogisasi, pengelolaan, sirkulasi, statistik dan manajemen perpustakaan lainnya. Saat ini untuk mengikuti perkembangan manajemen perpustakaan dan memenuhi tuntutan kemajuan teknologi perpustakaan sudah mulai menggunakan otomasi perpustakaan untuk pengelolanya.

C.    PENGELOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada masyarakat pengguna jasa perpustakaan diperlukan suatu pengembangan koleksi perpustakaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terpenuhi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Magrill dan Corbin (dalam Qalyubi, 2007) bahwa pengembangan koleksi bahan pustaka merupakan serangkaian proses kegiatan yang bertujuan memepertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit perpustakaan. Dalam proses pengembangan dan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan yang perlu diperhatikan antara lain :
  1. Pengolahan Bahan Pustaka
  2. Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.

Beberapa cara pengembangan koleksi:

Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.
1. Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)
Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.
2.  Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.

3.  Invetarisasi
Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.
Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.
4.  Pemberian Stempel perpustakaan.
Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.
5.  Katalogisasi
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.

D.    LAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL
Layanan pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan suatu informasi. Layanan perpustakaan digital adalah pelayanan yang berorientasi pada pelayanan yang menggunakan computer, sehingga semua aktivitas yang berada didalam instansi atau organisasi tersebut diarahkan dengan menggunakan teknologi computer. Seperti yang dikemukakan oleh Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006:2) mendefenisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Pelayanan yang dilakukan perpustakaan digital terdiri dari, pelayanan sirkulsi, referensi, koleksi langkah, layanan koleksi deposit, layanan pemeliharan bahan pustaka dan layanan otomasi perpustakaan. Dari masing-masing layanan tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut :
1. Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan dimana pengguna jasa perpustakaan akan menerima pelayanan dari pengelolah perpustakaan. Pelayanan sirkulasi memiliki kegiatan-kegiatan antara lain: Mengadakan pendaftaran anggota baru, Peminjaman,Pengembalian, Pemugutan denda, Pemugutan denda, penagihan, pembuatan statistic serta hubungan dengan masyarakat.
2. Layanan referensi
Layanan referensi adalah merupakan salah satu layanan perpustakaan dimana berhubungan langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Dalam layanan referensi ini kebanyakan petugas menerima pertanyaan-pertanyaan dari pengguna jasa perpustakaan. Koleksi-koleksi referensi seperti : Ensiklopedia, Kamus, Buku Tahunan/almanak, Buku petunjuk, buku pegangan/buku pedoman, bibliografi, indeks, abstrak, peta, penerbitan pemerintah, sumber biografi dan sumber-sumber ilmu lainnya.
3. Layanan Koleksi Langka
Layanan koleksi langka adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan termasuk buku-buku tua, yang kadang berbahasa asing.
4. Layanan Koleksi Deposit
Layanan Koleksi deposit adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi khusus terbitan daerah Sulawesi selatan.
5. Layanan Pelestarian Bahan Pustaka
Layanan pelestarian bahan pustaka diperuntukan bagi pengguan jasa perpustakaan yang membutuhkan informasi mengenai bagaimana cara merawat dan memperbaiki bahan pustaka yang rusak termasuk didalamnya bagaimana menjilid surat kabar dan majalah.



BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan digital sangat di perlukan guna untuk memperlancar segala hal yang berhubungan langsung denagan pelayanan-pelayanan perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat penting dan sebagai penunjang pembelajaran, apabila dikelola dengan sungguh-sungguh oleh pengelola akan memberikan dampak positif bagi pengguna atau user. Diwujudkannya perpustakaan modern (digital) dan dapat memberikan kesempatan kepada pengguna mengembangkan pengetahuannya secara mandiri.
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran mandiri. Perbaikan manajemen merupakan strategi memperbaiki citra perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional. Sehingga akan terwujud segala hal tentang perpustakaan digital di masa sekarang. Dengan menerapkan dan memanfaatkan TIK dalam  perpustakaan digital, kita berharap sekolah dapat mewujudkan bentuk perpustakaan yang modern sehingga bermanfaat serta dapat ikut mencerdaskan anak bangsa karena perpustakaan digunakan sebagai sarana memperoleh informasi untuk dasar mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai sarana yang menunjang pembelajaran.

2. Saran-saran
·         Sebaiknya pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan digital di manfaatkan secara maksimal, sehingga akan terwujud semua cita-cita perpustakaan digital.
·         Dengan menerapkan dan memanfaatkan TIK dalam perpustakaan digital, kita berharap dapat mewujudkan bentuk perpustakaan yang modern sehingga bermanfaat.
·         Karena adanya perpustakaan digital dapat mencerdaskan anak bangsa karena perpustakaan digunakan sebagai sarana memperoleh informasi untuk dasar mengembangkan ilmu pengetahuan
·         selain itu diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pemanfaatan TIK terhadap perpustakaan karena dapat dijadikan sebagai pembelajaran alternative diluar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Zainal A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital. Makalah Pelatihan Pengelola Perpustakaan, Bogor, 17-18 Mei 2005.
Pemanfaatan teknologi informasi, (Online), (http://biechubby.blogspot.com/2010/01/.), diakses 15 April 2011.
Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Yogyakarta.
Susanto, eko. 2010. Cara mengelola perpustakaan sekolah, (Online), (http://media.diknas.go.id/media/document/5709.pdf), diakses 28 maret 2011.


MANFAAT  DAN PENGELOLAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN
                                                           oleh                  
Wahyu wibowo

A.    Keberadaan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengeloladan memberikan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum.(Wafford, 1961 : 1).  Sedangkan menurut Mbulu (1992 : 89 ) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah  sangat diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa :
  • Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar dilingkungan sekolah
  • Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran
  • Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran
  • Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam daya pikirnya.
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam
informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dll. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. (Yusup, et al, 2005).
Terdapat beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Menurut Bafadal, perpustakaan sekolah adalah “kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book materials) yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah”. (Bafadal, 2006). Dari pengertian perpustakaan sekolah tersebut di atas, jelas disebutkan bahwa manfaat perpustakaan sekolah adalah membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Secara terinci Bafadal menyebutkan manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri.
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas sekolah.
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guruguru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam pengelolaan perpustakaan sekolah harus mencangkup beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Tersedianya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum di sekolah yang bersangkutan, yang dikelola sesuai dengan sistem pengelolaan perpustakaan yang standar.
2. Adanya staf perpustakaan yang professional.
3. Adanya fasilitas yang memadai.
4. Adanya usaha promosi agar perpustakaan tersebut dimanfaatkan oleh seluruh yang ada di sekolah tersebut.

B.     Aspek-aspek pengelolaan perpustakaan
·         Koleksi-koleksi
Koleksi merupakan aspek yang paling penting dari suatu perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan sekolah harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna agar pengguna memanfaatkan koleksi tersebut. Jenis koleksi sebaiknya beraneka ragam. Tidak hanya tersedia koleksi berupa buku, namun ada majalah, surat kabar, koleksi audio visual seperti kaset,CD, DVD dan bahkan akses pada sumber informasi melalui internet.
Untuk perawatan koleksi-koleksi atau bahan pustaka dengan cara kegiatan pemeliharaan bahan pustaka melalui pencegahan kerusakan atau penanganan bahan pustaka yang mengalami kerusakan antara lain dengan fumigasi, laminasi, penjilidan, dan lainya. (Lasa HS, 2009:258).
·         Staf perpustakaan professional
Adanya staf perpustakaan profesional yang memahami pengelolaan perpustakaan yang benar-benar mengerti tentang perpustakan, dari perpustakaan konvensional sampai perpustakaan digital dan bisa teknologi komunikasi dan informasi sesuai dengan standar. Staf perpustakaan merupakan kunci untuk keberhasilan layanan perpustakaan, karena keramahan dan keterampilan staf ketika berkomunikasi dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna akan menciptakan kesan yang positif tentang perpustakaan tersebut.
·         Adanya fasilitas yang memadai.
Fasilitas perpustakaan dimulai dengan tersedianya ruangan yang memadai baik dari segi luas maupun penataannya, tata ruang yang menarik agar pengguna perpustakaan lebih betah di perpustakaan.. Selanjutnya ruangan perpustakaan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti meja, kursi, lemari buku, computer dsb.
·         Kegiatan promosi perpustakaan
Kegiatan promosi perpustakaan yang bertujuan untuk menarik perhatian pengguna perpustkaan, menciptakan kesan, untuk menbangkitkan minat baca seseorang, untuk memperoleh suatu tanggapan yang positif dan agar perpustakaan beserta koleksinya dimanfaatkan oleh seluruh siswa sekolah yang bersangkutan. Keberhasilan kegiatan promosi akan sangat tergantung pada kreativitas staf perpustakaan dan dukungan dari guru-guru kelas yang mengharuskan para siswa mencari sumber informasi di perpustakaan. Dengan demikian kegiatannya bisa menggunakan media komunikasi atau kegiatan komunikasi langsung.
Segala upaya atau kegiatan untuk memperoleh cara baru dalam peningkatan nilai tambah dari berbagai aspek kegiatan peepustakaan, dokumentasi dan informasi yang sedang berlangsung atau sudah berlangsung di peroleh hasil yang lebih optimal, efektif, dan efisien. (Lasa HS, 2009:245)
Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai atau pemustaka merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan. Pengelolan ini tentunya meliputi semua aspek, mulai dari SDM sampai pada anggaran dan koleksi yang disajikan di perpustakaan, sampai pada tata ruang perpustakaan. (Darmono, 2007:221).

Dalam pengelolaan perpustakaan kepada pemustaka perpustakaan pasti sering menemui hambatan-hambatan dalam pelayanan. Antara lain hambatan-hambatan dalm pelayanan:

1.  Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di lingkungan perpustakaan masih kurang hususnya mengenai teknologi informasi (Ilmu Teknologi computer dan Informasi) sehingga dengan mengikuti perkembangan zaman ssat ini selalu ketinggalan. Selain sumber daya manusia yang kurang professional dalam bidang perpustakaan.
2.  Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang masih kurang untuk mendukung teknologi informasi. Sarana dan prasarana hanya seadanya dan tidak mendukung tercapainya tujuan dari perpustakaan.
3.  Dana
Dana untuk pengembangan perpustakaan pada masa sekarang ini masih sangat minim sehingga pelayanan terhadap pengguna jasa perpustakaan masih kurang dan tidak seimbang.
4.  Pengguna Perpustakaan
Pengrusakan koleksi-koleksi dan bahan pustaka yang di lakukan oleh pengguna perpustakaan. Seperti contoh: Pengguna yang menyobek isi dari bahan pustaka, pengguna yang secara sengaja mengambil sebagaian isi koleksi buku.




DAFTAR RUJUKAN
Darmono. 2007. Perpustakaan sekolah: Pendekatan aspek manajemen dan tata kerja. Malang: Grasindo.
HS, lasa. 2009. Kamus kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka book publisher.
Susanto, eko. 2010. Cara mengelola perpustakaan sekolah, (Online), (http://media.diknas.go.id/media/document/5709.pdf), diakses 28 maret 2011.

MISTERIUSNYA BUKU DIKALANGAN ANAK JALANAN

MISTERIUSNYA BUKU DIKALANGAN ANAK JALANAN

Nama   : Wahyu wibowo
NIM    : 100213303834
Prodi   : D3 perpustakaan

Buku merupakan sesuatu sarana untuk memperoleh informasi, wawasan maupun pengetahuan oleh semua masyarakat dikalangan apapun. Buku seperti suatu kebutuhan pokok yang terus diperoleh masyarakat luas. Karena akan pentingnya buku, buku adalah seperti berita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Buku adalah jendela dunia dan informasi berada diujung jari”. Tapi tidak dikalangan anak jalanan, buku dianggap sangat misterius dan langka. Bahkan mereka sangat jarang menemukan buku ataupun untuk dibaca, itu sangat sulit dilakukan oleh anak jalanan. Mereka hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja untuk menyambung hidup, maka dari itu anak jalanan banyak yang tidak bisa membaca dan menulis karena sulitnya memperoleh sebuah buku. Mungkin, apabila ada perhatian dari pihak-pihak dinas pendidikan dan pemerintahan setempat akan pentingnya buku-buku, maka anak jalanan akan lebih mudah memperoleh buku untuk mereka baca-baca.
Karena masalah kemiskinan suatu peradaban bangsa, membaca terabaikan oleh kalangan anak jalanaan. Masyarakat yang suka membaca buku sangat rendah, tidak hanya dinilai dari rendahnya kualitas hidup masyarakatnya, tetapi ada banyak hal yang terjadi dilingkungan mereka. Ditakutkan kedepanya, pada kalangan anak jalanan sulit diajak maju, karena sempitnya wawasan mereka tentang membaca buku. Ketika kemampuan untuk membaca dan aktivitas pembacaan tidak ada lagi dikalangan anak jalanan, akan menjadi penyambung mata rantai pekerjaan dan kehidupan masyarakat, jangankan melek aksara, yang terjadi adalah buta budaya. Mereka buta akan semua yang penting dimasyarakat, buta perilaku, buta akan peraturan dan hidup seenaknya.
Dan, pada saat para ilmuan berlomba-lomba menciptakan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi informasi komunikasi (IPTEK) dan akan besarnya potensi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dari yang lalu, semua itu apakah bisa membatasi ketidaksamaan  antara si kaya dan si miskin dalam masalah melek aksara. Buku lah yang mungkin bisa menjadi tolok ukur pada masyarakat yang membaca. Saat peluncuran buku-buku terbaru dan mewah. Seakan mempertegas bahwa pengetahuan itu mahal. Padahal, memperoleh pengetahuan adalah hak asasi semua masyarakat, dari kalangan kaya maupun kalangan miskin, bahkan kalangan anak jalanan pun, tanpa harus menonjolkan status ekonomi, tingkat pendidikan, dan maupun status jabatan.
Dalam pokok permasalahan ini, kesadaran tentang mengenai manfaat dan kesukaan masyarakat yang membaca sangat berkurang dan menipis. Sehingga masyarakat enggan untuk membaca buku, mereka sibuk akan pekerjaannya sendiri-sendiri dan mengabaikan membaca. Tidak mau lagi untuk berjibaku dengan buku-buku yang berada di rak-rak sepanjang lorong perpustakaan atau taman baca maupun dirumah sendiri. Tentu saja sangat mengkhawatirkan dan dalam hal itu makin membuktikan bahwa buku dan membaca benar-benar terabaikan terus di bawah arus kemutakhiran yang kompleks.
Diharapkan membaca tetap berjalan dan berkembang terus menerus disepanjang zaman sekarang sampai masa depan. Namun, hal itu semua bisa jadi masih dipandang tetap baik-baik saja. Karena, akses internet solusi yang memang mendukung perkembangan pengetahuan pada era di mana manusia semakin dihadapkan dengan inovasi-inovasi baru yang semakin menjamur dimasyarakat. Meskipun demikian, kehadiran buku telah membuat tambahan pengetahuan, dan yang tidak kalah penting adalah buku tercetak yang tetap terpenting untuk secara permanen melahirkan pengetahuan-pengetahuan yang setiap saat siap menguatkan kualitas pembaca. Serta menumbuhkan kesadaran perkembangan membaca, pentingnya menggairahkan budaya membaca agar tidak lebih jauh tertinggal disaat bermunculan berbagai media-media elektronik.
Harapan kedepan, sebaiknya pemerintah harus bisa mencari solusi agar kalangan anak jalanan juga diperhatikan dalam hal membaca buku. Karena mereka membutuhkan buku-buku baca untuk menambah pengetahuan. Anak jalanan juga membutuhkan sarana untuk membaca seperti perpustakaan khusus anak jalanan, walaupun perpustakaan dibangun sekecil apapun, itu sangat berarti dan berguna bagi anak jalanan yang membutuhkan. Apabila ada dorongan dari pihak-pihak dinas pendidikan dan pemerintahan setempat akan pentingnya buku-buku, maka anak jalanan akan lebih mudah memperoleh buku untuk mereka baca-baca. Walaupun anak jalanan sibuk untuk mencari uang, pasti mereka juga mempunyai waktu luang untuk membaca. Waktu luang mereka gunakan untuk membaca, bukan untuk berbuat hal-hal yang tak berguna. Sebab itulah bila ada perpustakaan khusus anak jalanan, mereka akan membaca buku-buku yang ada didalam perpustakaan tersebut.

Menjelajah jejak pustakawan

MENJELAJAH JEJAK IMPIAN PARA PUSTAKAWAN
Oleh
Wahyu Wibowo
Abstrak: Pustakawan merupakan seseorang yang profesional dalam bidang keperpustakaan, oleh karena itu pustakawan harus paham masalah segala hal tentang seluk beluk perpustakaan. Namun, tidak dipungkiri lagi, memang pustakawan sekarang belum bisa secara maksimal menjalankan tugas sebagai pustakawan yang handal dan profesional. Tenaga perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan pustakawan memang diakui masih rendah dari sisi kualifikasi, kualitas dan kompetensi yang menjadi syarat dasar sebagai pustakawan profesional. Terutama jika dibandingkan dengan kepala sekolah dan pengawas sekolah, sebagai bagian dari tenaga kependidikan. Karena itu diperlukan evaluasi dari pihak pustakawan maupun pihak dinas pendidikan agar tercapainya mutu dan kualitas yang harus dimiliki oleh pustkawan. Kondisi tenaga perpustakaan memang belum menggembirakan, baik dari segi jumlah maupun kualifikasi dan kompetensi. Padahal mereka juga memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas pengguna perpustakaan dan mendongkrak mutu pendidikan.
Kata kunci: Perpustakaan sekolah, pustakawan
Memang saat ini tenaga perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pustakawan masih dianggap kurang dari sisi jumlah atau kualitas dan belum menguasai seutuhnya dalam bidang perpustakaan. Mereka masih seperti penjaga buku di perpustakaan, bukan sebagai pengelola perpustakaan yang benar-benar profesional. Karena pustakawan merupakan profesi yang penting dan mempunyai peran sebagai tenaga perpustakaan yang berkualitas, kreatif dan inovatif. Sebagai contoh, Pustakawan yang kita bisa lihat di Negara-negara maju perannya sama dengan pengajar atau guru. Karena pustakawan yang serba tahu dan menentukan buku-buku apa yang layak diperkirakan sesuai dengan kebutuhan guru. Oleh sebab itu, sebaiknya guru dan pustakawan ini harusnya bisa bermitra dengan baik dan saling bekerja sama dengan satu sama lain.
Sekolah juga sebaiknya menerapkan apa yang diajarkan guru di kelas harusnya disediakan oleh pustakawan. Tentunya, dengan melakukan terlebih dulu koordinasi dengan guru kelas. Perpustakaan pun menjadi sarana sumber pembelajaran bagi siswa selain guru. Oleh karena itu peran pustakawan sangat penting untuk menunjang kebutuhan yang diperlukan oleh guru, pustakawan juga harus aktif dan merespon kebutuhan yang diperlukan guru untuk bahan pengajaran. Perpustakaan sebagai sumber pengetahuan juga sangat penting. Dalam dunia kerja dalam perpustakaan pasti akan menemui hambatan-hambatan yang berlangsung. Sebagai contoh Selain dihadapkan dalam permasalahan kompetensi dan kualifikasi atau kualitas pustakawan, mereka masih belum memiliki suatu organisasi profesi yang bisa mendongkrak kinerja secara menyeluruh bagi pustkawan maupun pihak sekolah. Sebaiknya pustakawan itu segera membentuk organisasi profesi, agar membentuk satu organisasi yang biasa menjadi mitra kerja antara pustakawan dan pihak sekolah dalam pengembangan tenaga perpustakaan sekolah. 
     Pustakawan professional harus benar-benar mampu memahami pengelolaan perpustakaan yang sesuai ketrampilan yang dimiliki. Pustakawan yang profesional juga harus memahami bagaimana membantu para pengguna perpustakaan yang sedang mencari sumber informasi yang diperlukannya. Dan pustakawan harus selalu siap untuk membantu pengguna perpustakaan agar mereka dapat menemukan bahan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat dan tepat. Hal seperti inilah yang dianggap sangat penting terutama di perpustakaan sekolah. Mengapa yang paling penting terutama di perpustakaan sekolah karena dimana setiap siswa, merupakan pengguna perpustakaan yang masih perlu mendapat bimbingan serta dorongan dalam memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan. Pustakawan merupakan tonggak yang paling penting untuk keberhasilan layanan perpustakaan. Dan sebagai pustakawan harus selalu ramah dan terampil dalam membantu pengguna perpustakaan, karena keramahan dan keterampilan pustakawan di saat memberikan bantuan kepada pengguna dan berkomunikasi akan menciptakan kesan yang positif tentang perpustakaan tersebut. Dengan demikian pustakawan di perpustakaan sekolah tidak hanya mampu untuk memahami pengelolaan dalam perpustakaan saja, tetapi harus juga mampu berperan sebagai guru pendamping yang setiap saat, dimanapun dan kapanpun selalu siap untuk membantu siswa dalam memanfaatkan perpustakaan, sehingga dikenal dengan istilah guru pustakawan (teacher librarian). 
     Sehingga semua pustakawan selalu mempunyai impian untuk mewujudkan sebagai pustakawan yang profesional dan serta melek segala informasi yang ada dan bersifat current atau terbaru. Pustakawan selalu mengejar impiannya, dan akan segera mewujudkanya. Sebagai pustakawan profesional pasti memiliki ciri-ciri yang signifikan antara lain tepat waktu, bekerja secara efisien, dapat di andalkan, banyak akal dan percaya diri serta berpenampilan yang rapi dan menyakinkan. Ciri-ciri tersebut akan mendorong pustakawan akan lebih maju dan profesional, mereka menjadikan perpustakaan akan lebih di minati oleh pengguna perpustakaan dan menjadikan pengguna gemar untuk membaca. Serta peran pustakawan akan membuat seseorang yang mampu mengidentifikasi kebutuhan informasinya, belajar mencari serta menemukan sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, sampai menemukan informasi yang dibutukannya, lalu memanfaatkan informasi tersebut, dan akhirnya mampu mengevaluasi sejauh mana kebutuhan informasinya sudah dapat terpenuhi.
Dalam mewujudkan impiannya sebagai pustakawan profesioanal, sebaiknya pustakawan sering mengadakan sebuah pertemuan dan diskusi terbuka untuk sharing-sharing serta selalu kritis dalam memecahkan masalah dan harus bekerja sama antar pustakawan. Pustakawan juga harus bisa beradaptasi di lingkungan kerja agar selalu enjoy dalam bekerja. Serta perpustakaan sekolah yang sebagai tempat bekerja oleh pustakawan. Sekolah juga harus menempatkan staf pustakawan yang berkualitas dan berkompetensi untuk mengelola perpustakaan sekolah tersebut. Sehingga untuk staf perpustakaan harus benar-benar ahli dengan latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan agar dapat bekerja dengan profesional. Sehingga, perpustakaan sekolah harus dikelola oleh staf yang profesional dan yang aktif dan kreatif serta inovatif. Oleh karena pengelolaan perpustakaan merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis, maka pustakawan memang harus yang memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan. Maka dari itu, pustakawan harus aktif dan memiliki kreatifitas yang tinggi. 
       Maka dari itu, Seiring dengan bermunculan berbagai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, peran bagi pustakawan di perpustakaan untuk sebagai media penyampai informasi dapat dengan menggunakan berbagai cara penyampai informasi dengan penyajian yang bervariasi. Aneka penyajian informasi diolah dan dikembangkan oleh pustakawan sehingga siap untuk dimanfaatkan bagi pengguna informasi. Tidak dapat dipungkiri sehingga peran seorang pustakawan harus aktif serta menjadi tolok ukur apakah informasi yang disampaikan benar-benar bermanfaat atau sebaliknya. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok yang mendasar bagi peserta didik maupun pendidik. Memang tidak semua informasi yang dibutuhkan bisa didapat dengan gampang. Pustakawan juga dikatakan Sebagai mitra dalam pembelajaran serta sarana memperoleh informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, maka pustakawan sangat berperan sebagai mediator informasi bagi pengguna. Oleh karena itu, kalangan pendidik atau siapapun yang ingin berperan sebagai penyampai ilmu informasi perlu mengetahui peran seorang pustakawan dan sebaiknya melakukan kerjasama sebagai mitra dalam penentuan pembelajaran. Sehingga, kalangan pendidik ataupun siapapun orangnya jangan meremehkan kinerja pustakawan, karena kinerja pustakawan juga sangat berperan sebagai mediator pembelajaran dalam pendidikan. 
       Pustakawan harus memiliki reading habit kerena perkembangan ilmu perpustakaan dapat diperoleh melalui literature dan koleksi-koleksi buku. Selain itu menulis, mengajar dan melakukan penelitian akan semakin meningkatkan wawasan pustakawan tentang bidang ilmunya. Demikian juga dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya serta juga wajib mengikuti pendidikan lanjutan akan memungkinkan pustakawan menjadi ahli dalam satu bidang tertentu yakni keperpustakaan. Dan yang tidak kalah penting adalah selalu mawas diri, tidak cepat merasa puas dan selalu ingin maju. Pustakawan Indonesia wajib berpendidikan formal bidang Ilmu Perpustakaan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif , tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan, dan mampu melaksanakan penelitian serta penyuluhan.